Sabtu, 07 Maret 2009

Propaganda dalam komunikasi politik

PROPAGANDA DALAM KOMUNIKASI POLITIK

Dalam dunia komunikasi, pengertian dari propaganda adalah manajemen terhadap sikap-sikap kolektif melalui manipulasi simbol-simbol signifikan. Propaganda merupakan sebuah upaya untuk mengubah sudut pandang orang lain agar apa yang menjadi milik sendiri dapat menimbulkan akibat terhadap pihak lawan. Propaganda dapat juga didefinisikan sebagai suatu cara menghancurkan pihak lawan atau sebagai suatu cara me-manage opini publik. Cara ini sangat dekat hubungannya dengan persuasi, sehingga propaganda sering diidentikkan dengan persuasi massa. Awalnya kata propaganda memiliki pengertian yang netral, tidak menyangkut baik atau buruk, yang berarti menyebarkan atau penyebarluasan suatu informasi sehingga diketahui masyarakat atau khalayak umum. Tetapi, selaras dengan perjalanan waktu, penggunaan yang umum atas kata itu menjadikannya berkonotasi negatif. Pesan-pesan propaganda dipandang sebagai kebohongan, manipulatif, dan sebagai indoktrinasi.

Jenis-jenis propaganda itu sendiri adalah bersifat irasional dan akan bereaksi terhadap simbol-simbol yang disampaikan kepada mereka melalui media massa. Dengan demikian, propaganda seringkali efektif kepada masyarakat atau kelompok-kelompok masyarakat yang kurang kritis. Berdasarkan anggapan tersebut, di atas kertas dan jika melihat kondisi masyarakat Indonesia, tampaknya akan menjadi kunci sukses berhasilnya kegiatan propaganda. Kendati demikian hal itu bukanlah jaminan, karena di lapangan banyak faktor yang juga turut membentuk sikap dan perilaku masyarakat. Bisa jadi faktor tekanan ekonomi akan lebih berperan daripada hal-hal lain yang bersifat irasional. Jenis propaganda yang kedua adalah dalam suatu propaganda dimunculkan dua hal yang berlawanan. Ada hal yang baik, ada pula yang tidak baik. Seperti misalnya pemerintah sebagai peran protagonist yang membela rakyat kecil sedangkan antagonis misalnya masyarakat yang tergolong kaya. Kunci sukses berhasilnya propaganda sendiri dapat dilihat dari peran dan fungsi seorang komunikator yang berpengalaman dan sudah menguasai bidangnya, sehingga kegiatan propaganda dapat dijalankan dengan baik, juga peran serta media sebagai alat propaganda sehingga akan mendapatkan opini publik dan dapat menarik dukungan rakyat.

Menurut pendapat saya tentang kegiatan propaganda di daerah saya yaitu kabupaten pacitan yang melakukan pemilihan bupati dan wakil bupati secara langsung pada akhir tahun 2005, di sini calon bupati berlomba-lomba mencari dukungan rakyat dengan cara propaganda politik yang tujuannya jelas mendapatkan jabatan bupati pacitan, misalnya melalui kampanye, seminar, forum debat, juga melalui media yang digunakan sebagai alat propaganda yang sangat membantu dalam membentuk opini public. Dalam setiap melakukan propaganda selalu memberikan visi dan misi yang ingin memberikan yang terbaik bagi daerahnya, dan juga meyakinkan masyarakat bahwa pasangan calon bupati ini yang paling pantas menduduki kursi utama di pemerintah daerah. Calon bupati berusaha berkomunikasi dengan semua lapisan masyarakat. Menyapa rakyat yang bakal dipimpinnya dan meyakinkan bahwa pilihannya tidak salah. Kemungkinan terjadi intimidasi atau propaganda demi meraih dukungan satu kelompok masyarakat amat besar, maka dalam pilkada di pacitan ini proses propaganda politik dilakukan secara positif tanpa ada pihak-pihak yang dirugikan dan Pilkada langsung dapat dilaksanakan dengan baik dan yang menjadi pemenangnya adalah H.Suyono dari partai Demokrat yang telah melakukan propaganda politik yang baik sehingga mendapat opini publik yang baik dan menarik dukungan rakyat untuk memilihnya.