Minggu, 15 Juni 2008

Artikel "Tarik ulur kelompok kepentingan dan penekan"

TARIK ULUR KELOMPOK KEPENTINGAN DAN PENEKAN

Dunia politik senantiasa berhadapan dengan kelompok kepentingan dan kelompok penekan. Kelompok kepentingan yang senantiasa berkehendak memperoleh jabatan public. Terlihat dalam penyeleksian calon-calon partai yang selalu berusaha agar anggota-anggotanya terwakili dalam komisi-komisi pemerintahan. Kelompok kepentinagn Berkumbul didasarkan ikatan kepentingan yang sama dan akan menyalurkan kepentingan-kepentingannya. Kelompok kepentingan merupakan salah satu struktur (lembaga politik) dari system politik yang menjalankan fungsi artikulasi kepentingan (penyampaian tuntutan/ dukungan kepada pemerintah). Apabila tidak terdapat akses, biasanya suatu kelompok kepentingan dapat melakukan penekanan pada pemerintah agar tujuan, kepentingan dan keinginannya tercapai.

Kelompok penekan senantiasa menekan kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan kehendak rakyat. Peranan kelompok penekan pada dasarnya membuka wacana pendewasaan politik. Pengendalian social (social control), pendidikan politik dan pembangunan kesadaran kepada masyarakat. Kelompok kepentingan untuk menyalurkan kepentingan-kepentingannya kandang kala menggunakan kelompok penekan. Kelompok penekan dikendalikan oleh kelompok kepentingan untuk melakukan penekanan-penekanan terhadap pemerintah. Sehingga seolah-olah penekanan yang dilakukan oleh kelompok penekan tidak ada unsur-unsur politis.

Realitas perpolitikan di Indonesia selalu di pengaruhi oleh kedua kelompok tersebut. Mulai dari Bangsa Indonesia merdeka, runtuhnya rezim orde lama, runtuhnya rezim orde baru, sampai lahirnya Reformasi. Awal mula bangsa Indonesia merdeka, para pendiri bangsa merumuskan dasar negara. Dalam perumusan dasar negara ada dua kelompok yang mempengaruhi penyusunan tersebut. Kelompok pertama dalam mengusulkan sila pertama dalam pencasila yaitu di masukkannya menegakkan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Sedangkan kelompok yang kedua menginginkan untuk dihapuskannya. Ini terjadi tarik ulur kepentingan mau dibawa kemana Bangsa Indonesia ini. Runtuhnya orde lama juga dipengaruhi oleh kepentingan PKI. PKI menggandeng soekarno untuk menyalurkan kepentingannya. Penekanan-penekanan pun lahir dari mahasiswa dengan adanya TRI TURA yang dilakukan oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). Tumbangnya orde baru dan lahirnya reformasi adanya kepentingan, baik dari pihak asing maupun para pejabat pemerintahan. Pejabatan pemerintahan banyak melakukan penyelewengan kekuasaan sehingga rakyat meresa ditekan dan dirugikan. Akhirnya penekanan-penekanan dilakukan oleh semua elemen masyarakat baik Mahasiswa, pemuda dan pelajar. Demonstrasi terjadi di setiap daerah dan memuncak di Ibu Kota yang mengakibatkan turunnya Presiden Soeharto. Maka lahirlah babak baru yang disebut dengan Reformasi.

Sepuluh tahun perjalanan reformasipun tidak bisa dilepaskan dari kelompok kepentingan dan kelompok penekan. Banyaknya tarik ulur kepentingan mengakibatkan lambatnya merealisasikan amanat reformasi. Kelompok penekan kadangkala dikalahkan oleh kelompok kepentingan. Penekanan-penekanan yang dilakukan terhadap kebijakan pemerintah kandas ditengah jalan. Seolah-olah pemerintah tidak peduli dengan tekanan yang dilakukan oleh rakyat. Pemilihan presiden dan kepala daerah secara langsung juga mewarnai Reformasi ini. Dalam pemilihan presiden dan kepala daerah secara langsung, banyak kelompok-kelompok kepentingan yang menggandeng para calon presiden atau calon kepala daerah dengan imbalan agar kepentinganya bisa terakomodir. Pengusaha banyak bermain dalam pesta demokrasi ini. Dana-dana calon presiden dan calon kepala daerah banyak didapatkan dari pengusaha. Belum lagi ditambah dari dukungan-dukungan dari kelompok-kelompok yang lain. Sehingga presiden dan kepala daerah banyak ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan. Yang menjadi kekhawatiran jika kepentingan-kepentingan itu mengakibatkan kesengsaraan kepada rakyat miskin dan memberikan keuntungan pada orang kaya. Maka yang akan terjadi orang miskin semakin miskin dan yang kaya semakin kaya.

Apakah suatu pemerintah bersikap sesuai dengan yang diharapkan rakyat. Kenyataannya menunjukan bahwa anggota masyarakat melakukan protes terhadap pemerintah, karena tidak sesuai dengan aspirasi mereka. Maka pemerintah harus bisa peka terhadap pengaruh kelompok-kelompok kepentingan baik dari kelompok asing maupun kelompok dalam negri yang hanya menguntungkan pengusaha dan pejabat. Sehingga membiarkan rakyat miskin semakin miskin, rakyat miskin semakin tertindas dan rakyat miskin semakin tertekan oleh keadaan ekonomi yang sulit. Kelompok penekan harus terus melakukan penekanan-penekanan terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang memang tidak pro terhadap rakyat miskin. Kelompok penekan harus berhati-hati terhadap pengaruh kelompok kepentingan yang memang hanya memangfaatkan kekuatan kelompok penekan. Mudah-mudahan penekanan-penekanan yang dilakukan bisa membuka telinga para pejabat sehingga pejabat bisa lebih pandai mendengar dari pada berbicara.

Tidak ada komentar: